Minggu, 01 Januari 2012

Batik Lasem Lok Can

Batik Lasem Lok Can sangat familiar di komunitas pecinta batik nusantara. Batik Lasem Lok Can bernilai seni tinggi dan sarat dengan makna filosofis kehidupan. Wajar jika para kolektor batik selalu memburu Batik Lasem Lok Can.
 
Batik Lasem Lok Can awalnya selalu dibuat berbahan sutera (bahasa Cina: Can = sutera). Warna motif dominan biru, khususnya biru muda (bahasa Cina: Lok = biru), dan warna latar belakang putih atau krem.

Namun kini, banyak dijumpai Batik Lasem Lok Can berbahan katun primis super halus dengan variasi warna yang semakin menarik dan terjangkau harganya.

Batik Lasem Naga

Batik Lasem tidak bisa lepas dari invansi makhluk mitologi bernama naga. The Dragon selalu datang, meliuk dalam ornamen utama motif Batik Lasem.


Keberadaan ular raksasa ganas ini tidak membahayakan. Sang Naga justru memoncerkan eleganitas keindahan Batik Lasem. Ornamen Naga menjadi bagian penting dari keanekaragaman motif Batik Lasem, karena eksotismenya mampu memperkokoh ekesitensi Batik Lasem.
Naga LBA 01: Blue Black Dragon


Naga LBA 01: Batik Tulis Lasem Blue Black Dragon

Terbukti, Batik Lasem Naga, khususnya batik lawas/batik kuno, menjadi salah satu motif batik pesisiran yang diburu kolektor batik art.

Batik Lasem Naga memiliki karakteristik yang berbeda dengan batik naga dari daerah lain. Dari detail ornament The Dragons, tampak jelas, Batik Lasem Naga sangat orientalis. Tampilan naga dengan tanduk, sungut, dan cakar, menandakan Liong atau Lung begitu dominatif.
Naga LBA 02: Red Dragon


Naga LBA 02:Batik Tulis Lasem Naga Merah


Dominasi Liong dipertegas stailisasi Kilin yang bersuka ria memperebutkan bola api di tumpal. Isen-isen Phoenix atau Burung Hong yang bersimbiosis dengan aneka flora semakin memperdalam eksistensi Lung dalam ragam hias Batik Lasem.

Filosofisasi Liong dalam Batik Lasem tidak bisa dipungkiri. Selain sarat nilai seni yang tinggi, Batik Lasem Naga diintepretasikan sebagai refleksi harapan-harapan mulia, serta simbolisasi perjalanan spiritualisme.
Naga LBA 03: White Dragon


Naga LBA 03: Batik Tulis Lasem Naga Putih

Dalam tradisi Cina, Naga berkaitan erat dengan sumber kekuatan alam. Wajar jika akhirnya Sang Naga selalu melambangkan kekuatan alam yang maha dahsyat layaknya angin taufan.

Tidak hanya itu, Naga juga dipersonifikasi sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk surga. Roh orang suci menjelma menjadi Naga kecil yang masuk ke bumi untuk tidur dan meditasi dalam waktu lama. Setelah tubuh tumbuh membesar, Naga bangun, bangkit, dan terbang ke surga.
Naga LBA 04: Red Dragon


Naga LBA 04: Batik Tulis Lasem Naga Merah

Warna Naga juga bermakna filosofis. Naga Merah, Naga Biru, Naga Putih, hingga mencapai Naga Emas, merupakan simbolisasi stratifikasi spritualisme. Perbedaan warna naga bermakna perjalanan langkah demi langkah menuju nirwana.

Namun, Batik Lasem Naga tetaplah multi tafsir. Stailisasi dan visualisasi Naga dalam ornamen utama motif Batik Lasem selalu terbuka bagi tumbuh berkembangnya intepretasi lintas tradisi.

Setiap orang, termasuk Anda, bebas mengapresiasi Batik Lasem Naga dari segala perspektif. So, Batik Lasem Naga memang layak untuk dikoleksi.

Tips Merawat Batik Lasem

Keindahan Batik Tulis Lasem (Lasem Batik Art) harus selalu dijaga. Nilai artistik estetik kain, warna dan motif Batik Lasem jangan sampai rusak akibat tidak paham cara merawatnya.

Tidak sulit merawat keindahan Batik Tulis Lasem. Ada tips standard yang biasa digunakan untuk merawat kain, warna, dan ornament motif Batik Lasem.

Berikut tips cara merawat dan menjaga keindahan Batik Tulis Lasem selengkapnya:

    Busana Batik Tulis Lasem sebaiknya dicuci dengan tangan, bukan dengan mesin cuci.
    Gunakan sabun yang ringan (mild detergent), lebih baik lagi jika menggunakan lerak. Aroma buah lerak mampu mencegah munculnya serangga yang bisa merusak kain Batik Tulis Lasem.
    Jangan sekali-kali merendam kain Batik Tulis Lasem.
    Saat mencuci kain Batik Tulis Lasem jangan disikat. cukup dikucek sebentar dan bilas.
    Apabila ada noda membandel yang sulit dihilangkan dengan lerak, sabun, dan sampo, Anda bisa menggunakan kulit jeruk . Bersihkan di bagian yang ternoda saja, bukan di seluruh permukaan kain Batik Tulis Lasem.

Motif Penentu Harga Batik Lasem

Selain bahan dan warna, motif menjadi faktor penting yang menentukan harga Batik Lasem. Harga bahan dan warna Batik Lasem bisa dikalkulasi secara mudah. Tapi, biaya pembuatan motif Batik Tulis Lasem sering kali sulit dihitung. Mengapa?

Motif dalam pembuatan Batik Lasem sangat bergantung pada sense of art pembatiknya. Semakin hebat jiwa seninya, semakin mahal bayaran pembatik tersebut.

Dan karena Batik Lasem ini soal nilai seni, intepretasinya sering kali bersifat sangat personal. Akibatnya dalam menentukan harga Batik Lasem sering kali sulit dimengerti, sehingga fungsi kalkulator nyaris tidak berarti.

Warna Penentu Harga Batik Lasem

Batik Tulis Lasem seharusnya berharga murah, bukankah bahan katun primis harganya cuma puluhan ribu rupiah untuk selembar batik? Pertanyaan seperti ini seing muncul. Dan jawabnya adalah selain bahan/kain, ada faktor lain sebagai penentu harga Batik Lasem, salah satunya warna.

Selain keunikan motif, warna menjadi roh dan nilai tertinggi Lasem Batik Art (Seni Batik Tulis Lasem). Warna legendaris Batik Tulis Lasem adalah merah darah. Keabadian keindahan warna merah darah ini sudah terpatri dalam catatan sejarah Batik Indonesia . Konon tidak ada pembatik di daerah lain yang bisa membuat warna merah darah seindah merah darah Batik Tulis Lasem

Bahan Warna Batik Lasem

Warna menjadi salah satu penentu keindahan Batik Lasem. Warna merah darah ayam yang tersohor indah adalah warna asli Batik Lasem. Keindahan warna Batik Lasem pada intinya berasal dari dua jenis bahan pewarna, yakni

1.Bahan Warna Alami, yakni bahan warna dari tumbuhan asli. Tapi kini sulit dijumpai. Biasanya jika bahan warnanya alami, kinclongnya juga bisa bertahan berabad-abad.

2.Bahan Warna Kimiawi, yakni zat warna kimia. Ada berbagai kualitas zat warna kimiawi ini. Semakin bagus makin bagus pula warnannya. Setiap pembatik menggunakan zat warna yang berbeda-beda. Maka wajar pula, jika harga Batik Lasem juga berbeda, meski sama jumlah warnanya.

Jenis Kain Batik Lasem

Batik Lasem ada yang halus, ada pula yang kasar. Selain kualitas cantingan motifnya, tingkat kehalusan Batik Tulis Lasem dipengaruhi oleh kualitas bahan kain yang digunakan untuk membatik.


Ada banyak jenis kain yang bisa digunakan untuk membuat Batik Lasem. Namun yang biasa digunakan adalah kain mori atau katun putih dan sutera, karena keduanya memiliki daya serap lilin dan warna paling bagus dibanding jenis kain lainnya.

A. Mori/Katun. Kain katun/ mori juga ada banyak jenisnya. Ada yang halus, ada pula yang kasar. Berdasarkan tingkat kehalusannya, mori/katun sering dibedakan menjadi 4 tingkatan, yakni:

1. Katun Primissima.

Primissima adalah mori/katun yang paling halus. Katun Primissima memiliki kepadapatan benang untuk lungsi antara 105-125 per inci atau 42-50/cm. Katun ini juga paling sedikit mengandung kanji, sehingga saat dicuci kanji mudah hilang. Harga Katun Primissima paling tinggi diantara jenis kain katun lainnya. Harga batiknya tentu juga lebih tinggi dibanding batik yang berbahan baku katun bukan primissima.

2. Katun Prima

 Mori/Katun Prima sudah layak untuk bahan membatik, namun sering digunakan untuk batik-batik kelas dua, karena tingkat kehalusan katunnya di bawah Primissima. Katun Prima memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 85-105 per inci. Kandugan kanjinya kurang dari 10%.Mori Biru. Pembatik jarang sekali menggunakan

3. Mori Biru. 

Mori biru kainnya kurang halus, sebab memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 65-85 per inchi.

4. Mori Blaco 

(Grey). Mori Blaco adalah jenis kain putih yang paling kasar jika untuk membatik. Mori Blaco memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 64-68 per inci…(Next… B.Sutera…)

Lilin Batik Lasem

Proses kreatif membuat Batik Lasem tidak bisa lepas dari lilin batik. Peran lilin batik sangat vital karena menentukan kesempurnaan motif Batik Tulis Lasem. Lilin batik berfungsi untuk menutup bagian kain/motif yang dibuat agar tidak terkena cairan pewarna saat proses pewarnaan Batik Lasem.

Untuk itu, dibutuhkan lilin batik yang berkualitas agar detail ornamen motif Batik Lasem tidak lepas dan kabur. Ada banyak jenis lilin yang bisa digunakan untuk membuat lilin batik, diantaranya:

Canting Batik Lasem

Canting menjadi salah satu penentu keindahan Batik Lasem atau Lasem Batik Art (LBA). Berkat canting, goresan, garis-garis, titik-titik menjelma menjadi motif-motif Batik Tulis Lasem yang indah.


Membatik harus menggunakan canting, karena alat ini berfungsi untuk menempelkan malam (lilin) pada kain. Canting terbuat dari tembaga tipis yang tebalnya kurang dari 0,5 mm.

Alat Membuat Batik Lasem

Membuat Batik Tulis Lasem pasti membutuhkan alat. Minimal empat alat berikut ini harus ada, sebab keberadaanya sangat vital dalam aktivitas membuat Batik Tulis Lasem.

Keempat alat membatik tulis Lasem adalah

1.Wajan. 

Wajan terbuat dari besi cor dan tebal. Wajan ini sebagai wadah saat mendidihkan malam/lilin agar selalu dalam kondisi cair.

2.Kompor. 

Kompor cocok untuk perapian/memanas malam/lilin , panasnya bisa diatur dengan dengan mudah sesuai kebutuhan.

3.Gawangan. 

Alat untuk meletakan kain yang sedang dibatik.

4.Canting. 

Canting berfungsi untuk menempelkan malam/lilin pada kain. Canting terbuat dari tembaga tipis yang tebalnya kurang dari 0,5 mm. Bentuknya dibuat sedemkian rupa sehingga mudah untuk mengambil dan menuangkan malam/lilin panas. Bentuk mulut canting dibuat lonjong yang lebih sempit dari bandannya. Lobang ujung canting berdiameter antara o,25mm hingga 3mm.

Cara Buat Batik Lasem

Pembuatan Batik Tulis Lasem prosesnya hampir sama dengan pembuatan batik tulis di daerah lain. Misalnya, untuk menghasilkan Batik Tulis Lasem Tiga Negeri, yakni Batik Tulis Lasem yang berwarna dominan: merah, biru, dan soga/coklat, berikut langkah-langkahnya:

1. Di ketel 7 hari.

2. Di komplongi, yakni dipukuli dengan menggunakan alat pemukul dari kayu.

Tahap no.1-2 adalah tahap untuk mempersiapkan kain agar hasil pembantikan lebih maksimal warnanya. Kami tetap melakukan tahap persiapan kain ini, meski sekarang banyak pembatik yang tidak melakukannya lagi karena alasan efisiensi waktu dan biaya.

Nama Batik Lasem Berdasarkan Warna

Warna acap menjadi identitas batik. Batik Lasem pun sering diberi nama berdasarkan warna. Setidaknya ada enam nama popular yang mengaitkan dominasi dan kombinasi warna dengan identitas Batik Lasem.

Batik Lasem Empat Negeri

yakni Batik Lasem yang memiliki minimal 4 warna, khususnya kombinasi Merah + Biru/Hijau + Soga/Coklat + Ungu (violet).

Batik Lasem Tiga Negeri

yakni Batik Lasem yang memiliki 3 warna, khususnya kombinasi warna Merah + Biru/Hijau + Soga/Coklat.


Batik Lasem Esthe

yakni Batik Lasem berwarna kombinasi Biru/Hijau + Soga/Coklat.


Batik Lasem Biron

yakni Batik Lasem berwarna kombinasi dominan biru.


Batik Lasem Bang Bangan

yakni Batik Lasem berwarna dominan merah.

Batik Lasem Bang Biron

yakni Batik Lasem berwarna dominan merah dan biru.

Motif Batik Lasem dan Warnanya

Motif Batik Lasem secara umum hanya ada dua motif, yakni motif Cina dan non Cina.
Batik Lasem Motif Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.

Sejarah Batik

Sejarah mencatat, batik sudah ada sejak zaman nenek moyang yang hidup di abad XVII. Saat itu batik ditulis dan dilukis pada daun lontar. Ornamen motif batik masih sederhana, berupa bentuk binatang dan tanaman.

Batik pun mengalami perkembangan. Ornamen motif batik yang semula hanya corak-corak lukisan binatang dan tanaman, berkembang menjadi motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.

Perkembangan batik terus berlanjut, hingga terjadilah penggabungan kreasi corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian. Akhirnya, muncullah seni batik tulis dengan keindahan ornament motif seperti yang kita kenal saat ini.

Batik Lasem Warna Alam

Warna merupakan roh keindahan Batik Lasem. Selain ornamen motif, variasi dinamis warna menjadi azimat pemikat pecinta Batik Lasem. Oleh karenanya, mahir meracik bahan pewarna menjadi keharusan bagi pengerajin Batik Lasem.

Ada dua jenis bahan warna pewarna yang digunakan oleh pengerajin Batik Lasem, yakni bahan pewarna alam dan sintetis. Bahan pewarna alam adalah bahan pewarna alami yang dibuat dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pewarna alami dari binatang biasanya diambil dari getah buang binatang.

Namun, pengerajin Batik Lasem jarang sekali menggunakan warna alami dari binatang. Pengerajin Batik Lasem lebih menyukai bahan pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Definisi Batik

Batik adalah kain bercorak. Definisi ini mendominasi persepsi masyarakat tentang batik. Setiap kain bercorak selalu bermakna batik. Persepsi ini tentu saja selalu memicu polemik, karena ada yang kukuh berpendapat, bahwa tidak setiap kain bercorak bisa disebut batik.

Lalu, apa sebenarnya definisi batik? Istilah batik berasal dari rangkaian dua kata bahasa Jawa yaitu amba dan tik. Amba berarti menulis. Tik berarti titik. Dari rangkaian dua kata Jawa tersebut, ada yang memaknai Batik sebagai ngembat titik atau rambating titik, yang berarti rangkaian titik-titik. Batik berarti menitikan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titik dan garis.

Batik Lasem Kawung

Batik Lasem Kawung sering menggiring imaginasi pada keindahan stailisasi koin-koin keberuntungan. Namun imaginasi itu membuyar seiring kehadiran Batik Lasem Kawung dengan keindahan stailisasi ornamen yang jauh dari dominasi kepingan koin.

Batik Lasem Kawung ternyata tidak selalu menampilkan ornamen koin, lingkaran maupun elips. Sering dijumpai Batik Lasem Kawung Jembrak dan Kawung Kitiran yang ornamen utamanya tidak didominasi koin, lingkaran, ataupun elips, tetapi justru mengeksplorasi stailisasi ornamen segitiga dan segiempat.

Apapun latar belakangnya, eksistensi Batik Lasem Kawung Jembrak dan Kitiran bisa jadi akibat dari pengaruh kulturisasi tradisi pesisiran sekaligus budaya Cina. Kekuatan blured culture (Jawa Pesisran+Cina) ini mampu meminimalisasi dominasi budaya Keraton Mataram (Jogyakarta+Surakarta) sebagai basic areal dibuatnya motif Batik Kawung.

Batik Lasem Beras Utah

Batik Lasem Beras Utah adalah Batik Tulis Lasem bermotif stailisasi ornament beras tumpah yang tercecer. Ornamen beras berserakan ini biasanya diharmonisasikan dengan isen-isen aneka flora.


Berikut contoh Batik Lasem Beras Utah:

Batik Lasem Beras Utah ini klasik dan lawas, diperkirakan dibuat 40 tahun yang lalu.

Batik Lasem Naga Merah Sang Kyai

Batik Lasem Naga Merah (Red Dragon) menjiwa dalam kharisma Kyai Haji Musthofa Bisri asal Rembang, Jawa Tengah. Dua Naga Merah meliuk di kedua lengan. Satu Naga Merah besar memback up dari balik punggung. Ketiga Naga Merah ini seakan turut memperdalam makna setiap kata yang terlontar dari Sang Kyai.
Eleganitas Batik Lasem Naga Merah ini muncul saat kyai yang akrab disapa Gus Mus ini tampil di acara Kick Andy yang disiarkan Metro TV pada Jum’at malam, 7 Oktober 2011.

Tanda Cinta dengan Batik Lasem

Say it with Batik Lasem. Katakan dengan Batik Lasem. Motif Batik Lasem bisa untuk mengungkapkan dan mengucapkan harapan dan selamat kepada keluarga, saudara, sahabat, dan handai taulan yang mendapatkan momentum istimewa, seperti ulang tahun, pernikahan, mendapat keturunan, lulus kuliah, peresmian usaha, dan sebagainya.

Batik Lasem mampu menghadirkan romantisme relasi, layakan sekuntum mawar merah. Keindahan paduan warna dan detail stailisasi ornament motifnya mampu menyejukan hati berbinar asmara.

Batik Lasem Parang

Batik Lasem Parang memang fenomenal. Eksistensi Batik Lasem Parang tidak tergeser oleh gelora dinamis Batik Lasem kontemporer. Batik Lasem Parang selalu menjiwa di dalam hati pecinta batik, sehingga menjadi batik klasik nan abadi.


Batik Lasem Parang kebanyakan termasuk Batik Lasem Lerek, karena motif parangnya berstruktur lerek. Wajar akhirnya jika Batik Lasem Parang lumrah dan akrab disebut juga Batik Lasem Lerek.

Batik Lasem Parang sesungguhnya Batik Lasem bermotif stailisasi lilitan leter S yang saling menjalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat. Parang berasal dari kata pereng, yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal.

Batik Lasem Sekar Jagad

Batik Lasem nyaris tidak bisa lepas dari ornamen sekar, bunga, puspa, atau kembang. Stailisasi ornamen sekar melati, mawar, srengenge, dan aneka bunga lainnya, selalu menjadi bagian dari keindahan motif Batik Tulis Lasem.

So, wajar jika sekar selalu ada dan berkolaborasi dengan stailisasi ornamen flora, fauna dan benda lain di setiap motif Batik Lasem.

Keberadaan sekar terkadang memang hanya sebagai pelengkap, karena perannya diposisikan sebagai isen-isen untuk mengharmonisasi kemolekan motif Batik Lasem.

Namun acap kali keberadaan sekar begitu dominatif. Dominasi sekar dalam Batik Lasem ini familiar disebut motif Sekar Jagad.

Batik Lasem Satu Warna

Batik Lasem Satu Warna. Sederhana tetap mempesona. Warna merah, biru, ungu, coklat, pink, hitam, ataupun hijau memperindah motif Batik Tulis Lasem, seperti sekar jagad, sekar melati, kawung, krecak dan latohan.

Batik Lasem satu warna berbahan mori prima, yakni katun yang memiliki kepadatan benang untuk lungsi antara 85-105 per inci. Kandungan kanji dalam katun prima kurang dari 10%. Tingkat kehalusan katun prima selevel di bawah katun primissima.

Meski demikian, Batik Lasem satu warna sudah layak dijadikan busana batik. Warna dan motif sederhananya elegan sedap dipandang mata. Kehalusannya nyaman saat dipakai. So jangan ragu, yuk gunakan busana batik Lasem satu warna.

Selendang Batik Lasem

Selendang Batik Lasem selalu ada dalam eksistensi Batik Tulis Lasem. Keberadaan selendang Batik Lasem seiring sejalan dengan kain panjang Batik Lasem. Keduanya berpasangan berkolaborasi memaksimalkan keindahan Batik Lasem.

Meski demikian, selendang Batik Lasem acap pula memberikan keindahan secara mandiri. Kehadiran selendang Batik Lasem tidak selalu bersamaan dengan kain panjang Batik Lasem. Selendang mampu menjadi varian tunggal yang memperkaya ragam jenis Batik Lasem.

Batik Lasem Bledak

Batik Lasem Bledak memiliki daya pikat, meski tampilannya terkesan sederhana. Motif tidak terlalu rumit, warna pun tergolong minimalis untuk ukuran Batik Tulis Lasem.


Banyak pecinta Batik Lasem yang menginginkan Batik Lasem Bledak, meski sering kali mereka belum paham maksud dari Batik Lasem Bledak. Mereka hanya menginginkan Batik Lasem berlatar warna terang dan cerah. Lalu saya menunjukan Batik Lasem yang dimaksud, dan ternyata batik tersebut adalah Batik Lasem Bledak.

Batik Lasem Cina

Batik Lasem Cina menjadi bukti nyata pembauran budaya Jawa dan Cina di Rembang, khususnya Lasem, Jawa Tengah. Batik Lasem Cina yang sering juga disebut Batik Lasem Oriental ini mensinergikan sense of art masyarakat Jawa dan Cina. Mereka berpadu mengkreasi stailisasi ornamen Cina dan Jawas hingga menjadi motif-motif Batik Lasem Cina nan indah.

Batik Lasem Cina tentu saja adalah Batik Lasem yang orenamen motifnya sangat dipengaruhi budaya Cina. Unsur orientalnya dominatif, meski motifnya selalu berkolaborasi dengan ornamen motif Batik Jawa,

Batik Lasem Pagi Sore

Batik Lasem Pagi Sore adalah Batik Lasem yang memiliki dua motif dalam selembar batik. Saya terkadang menyebutnya Batik Lasem Two Face, karena satu wajah Batik Lasem terdapat dua motif dominan, misalnya Batik Lasem Pagi Sore Parang Kawung Tiga Negeri.

Dalam selembar Batik Lasem Pagi Sore Parang Kawung Tiga Negeri, kita bisa menikmati keindahan Batik Lasem Parang sekaligus Batik Lasem Kawung, meski porsinya masing-masing hanya setengah batik.

Saat menggunakan Batik Lasem Pagi Sore ini kita bisa tampil dalam dua gaya di suasana berbeda, meski hanya memiliki satu batik. Pagi tampil dengan Batik Lasem Kawung. Sorenya bisa bergaya penuh wibawa dengan Batik Lasem Parang. Efisien fashion..!

Batik Lasem Tiga Negeri

Batik Lasem Tiga Negeri terkenal indah. Aura artistiknya menghipnotis pecinta batik nusantara. Wajar, jika Batik Lasem Tiga Negeri, terutama batik klasik lawas, selalu diburu banyak kolektor, karena bisa menjadi instrument investasi yang menggiurkan.

Batik Lasem Tiga Negeri adalah nama popular Batik Lasem yang memiliki minimal tiga warna, yakni merah, biru, dan soga (coklat). Apapun motif Batik Lasem, jika memiliki kombinasi tiga warna tersebut bisa dinamakan Batik Lasem Tiga Negeri.

Kemeja Batik Lasem

Kemeja Batik Lasem adalah baju atau hem yang dibuat dengan bahan Batik Tulis Lasem. Aneka motif Batik Lasem, seperti Batik Lasem Sekar Jagad, Gunung Ringgit, Kawung, Parang, dan lainnya, menjiwa dalam pesona busana penuh nuansa etnis nan artistik.

Motif kemeja batik Lasem juga sarat dengan makna filosofis yang acap diyakini mampu memancarkan aura positif. Banyak pengguna kemeja Batik Lasem sengaja memilih motif tertentu, misalnya Batik Lasem motif Lok Can, Naga, dan 8 Dewa, disesuaikan dengan acara istimewa /special moment yang akan dihadiri, sehingga mendapatkan aura seperti yang dikehendaki, misalnya tampak semakin cantik, gagah, berwibawa, dan berpengaruh.

Batik Lasem Krecak

Batik Lasem Krecak adalah Batik Tulis Lasem yang mengeksplorasi keindahan batu krecak atau pecahan batu sebagai ornamen motif. Stailisasi ornamen krecak biasanya diharmonisasikan dengan stailisasi ornamen flora, fauna, dan benda-benda lainnya.

Ornament krecak, ada juga yang menyebut watu pecah, acap menjadi motif utama Batik Lasem. Dominasi stailisasi ornament krecak menjadi focus keindahan Batik Lasem.

Tapi tak jarang, stailisasi ornament krecak menjadi motif pelengkap. Ornament krecak cukup menjadi isen-isen maupun motif dibagian tumpal (tepi ujung) Batik Lasem.

Hak Paten Motif Batik Lasem

“Pada 2012 kami akan kembali mengajukan paten untuk lima motif batik tulis lasem. Lima motif batik itu antara lain motif bilah bambu dan garuda,” kata Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Rembang Sudirman, di Rembang, Minggu (2/1/0/2011).

Menurut dia, biaya pengajuan hak paten itu sebagian besar akan ditanggung pemerintah daerah. Ia menyebutkan biaya paten untuk satu motif sebesar sekitar Rp 1,5 juta. Pemerintah Kabupaten Rembang menanggung sebagian besar biaya itu dan sisanya ditanggung pengusaha batik.

Harga Batik Tulis Lasem

Murah bukan berarti murahan..! Kalimat ini sering menjadi azimat dalam memasarkan produk, termasuk memasarkan Batik Tulis Lasem.

Banyak konsumen terbujuk rayuan bahasa iklan ini. Merasa mendapat harga murah, mereka memborong Batik Tulis Lasem. Meskipun tanpa disadari, mereka sebenarnya membawa pulang Batik Tulis Lasem dengan kualitas rendah, baik fisik maupun artistiknya.

Bagaimana kalau kejadian itu menimpa Anda? Pasti kecewa. Maka, jangan mudah terprovokasi iklan Batik Lasem murah. Ingatlah selalu adigium ono rego ono rupo. Ada harga ada kualitas barang. Kualitas Batik Tulis Lasem erat kaitannya dengan harga. Semakin bagus kualitas Batik Tulis Lasem pasti semakin tinggi harganya.

Motif Batik Lasem

Batik Lasem Motif Non Cina, yakni Batik Tulis Lasem yang motif-motifnya tidak dipengaruhi oleh budaya Cina. Motif Batik Lasem ini didominasi motif batik Jawa, diantaranya: Sekar Jagad, Kendoro Kendiri, Grinsing, Kricak/Watu Pecah, Pasiran, Lunglungan, Gunung Ringgit, Pring-pringan, Pasiran Kawung, Kawung Mlathi, Endok Walang, Bledak Mataraman, Bledak Cabe, Kawung Babagan, Parang Rusak, Parang Tritis, Latohan, Ukel, Alge, Ceplok Piring, Ceplok Benik, Sekar Srengsengan, Kembang Kamboja, dan Sido Mukti.

Sejarah Batik Tulis Lasem

Sejarah Batik Lasem erat hubungannya dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho pada tahun 1413. Babad Lasem karangan Mpu Santri Badra di tahun 1401 Saka ( 1479 M,), ditulis ulang oleh R Panji Kamzah tahun 1858 menyebutkan, anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Negara Tiong Hwa, Bi Nang Un dan istrinya Na Li Ni memilih menetap di Bonag setelah melihat keindahan alam Jawa.

Di tempat mukim baru ini, Na Li Ni mulai membatik bermotifkan burung hong, liong, bunga seruni, banji, mata uang dan warna merah darah ayam khas Tiong Hwa. Motif ini menjadi ciri khas unik Batik Lasem.